RENUNGAN DAN TAKSU
Nusapenida merupakan sebuah pulau kecil bagian dari pulau Bali yang dikelilingi lautan luas yang kehidupan dari masyarakat pesisirnya merupakan pelaut atau nelayan. Tahun 1974 saya dilahirkan di sebuah desa dari lingkungan seorang nelayan. Dalam masa kanak –kanak, saya sangat suka menggambar walaupun saya dilahirkan jauh dari lingkungan seni utamanya seni rupa.
Niat saya untuk bisa melukis bertambah besar, semenjak saya pernah membaca buku cerita sang pelukis terkenal Leonardo Da Vinci. Saya masih ingat isi buku itu yang menceritakan masa muda Leonardo Da Vinci , yang sedang melukis seekor tupai yang berlarian diatas pohon yang tumbang. buku itu juga menceritakan keinginan Leonardo Da Vinci yang berusaha ingin bisa terbang seperti burung, kemudian Leonardo D.V. membuat sketsa manusia bersayap dan dengan ketrampilan dan juga usaha kerasnya pada akhirnya Leonardo D.V. bisa menciptakan sebuah kapal yang bisa terbang, sesuatu yang berguna untuk orang banyak.
Dengan berpedoman perjalanan dan usaha kerasnya Leonardo Da Vinci, saya mempunyai tekad untuk selalu berusaha memperjuangkan keinginan saya untuk meraih impian saya menjadi pelukis walaupun tidak seperti Leonardo D.V.nantinya. Usaha terus saya lakukan dengan terus belajar melalui guru di sekolah ataupun dirumah. Dengan berbekal keyakinan dan usaha keras yang saya lakukan ,saya sering dipercaya mewakili sekolah dalam ajang perlombaan tingkat anak - anak.
Dalam melanjutkan keinginan mewujudkan cita- cita setelah tamat dari sekolah menengah, saya bertekad melanjutkan kesekolah seni rupa walaupun hal ini mendapat tantangan dari orang tua karena mengingat biaya yang nantinya akan mahal untuk ukuran kehidupan dari seorang nelayan. Walaupun banyak tantangan yang harus dihadapi, tekad dan perjuangan agar tetap melanjutkan kesekolah seni akhirnya terwujud, tahun 1990 saya masuk sekolah seni rupa di Denpasar, walaupun orang tua masih tetap berharap agar saya menjadi seorang nelayan untuk melanjutkan perjuangannya . Pada akhirnya saya hanya mampu mengenyam pendidikan disekolah menengah senirupa karena keterbatasan kemampuan dari orang tua. Dengan berbekal keterbatasan pendidikan yang saya dapatkan saya melanjutkan belajar melukis secara otodidak dari membaca buku dan juga belajar melukis di beberapa tempat. Tahun 1997 saya memutuskan untuk kembali kekampung halaman di Nusapenida. Berbekal dari ilmu yang saya dapatkan di sekolah seni rupa maupun tehnik melukis yang pernah saya pelajari saya berusaha mengembangkan lebih dalam dan memperkenalkan seni dilingkungan tanah kelahiran yang mayoritasnya adalah nelayan. Usaha memperkenalkan seni di masyarakat kami sangatlah diterima karena seni merupakan bagian dari hidup dan kehidupan berbudaya dalam kaitannya upacara keagamaan. Saya merasa cukup berbangga karena ilmu yang saya dapatkan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat kami. Berawal dari keberanian saya melangkah melanjutkan belajar melukis disekolah senirupa , beberapa adik dari anak –anak nelayan masyarakat kami banyak mengikuti jejak dari saya yaitu melanjutkan ke sekolah senirupa di Denpasar , walaupun beberapa dari mereka setelah tamat belajar dari sekolah senirupa tidak berlanjut aktip melukis sampai saat ini , mereka hanya dapat mengamalkan ilmu yang didapatnya untuk membantu masyarakat kami dalam kegiatan upacara agama dan adat istiadatnya. Tidak terlepas dari keinginan dan harapan orang tua masa lalu dari sesuatu yang terjadi pada lingkungan dan masyarakat kami, saya berusaha memadukan kehidupan dilingkungan kami dengan suatu karya senirupa yaitumemadukan keharmonisan tradisional, budaya dalam kemodernan .
Dengan keyakinan dan keinginan yang sudah tertanam dari masa kecil untuk terus melanjutkan perjuangan menjadi seorang pelukis , saya tidak merasa menyerah walaupun kini tempat untuk menuangkan inspirasi bukanlah tempat lingkungan seni . Saya berkeyakinan tempat bukanlah menjadi hambatan untuk berkarya, hal ini saya jadikan sesuatu yang memicu semangat untuk terus bisa berkarya dan menciptakan sesuatu yang bernilai, baik untuk kehidupan bermasyarakat maupun dalam kehidupan berkesenian utamanya dalam berkarya seni rupa. Sekembalinya saya untuk menetap di tanah kelahiran , banyak sisi kehidupan yang dapat saya ungkap dan ketahui nantinya yang akan memberi inspirasi dan mempunyai ciri khas tersendiri .
INSPIRATION
.
Karya ini dibuat tahun 2006 , menggambarkan perunungan terdalam gundahan hati dalam hayalan tak terbatas pencarian jati diri dalam ruang terisolasi oleh keadaan , penggalian nilai spiritual dan tradisional secara mendalam memberikan ruang seni untuk perlu diungkap lebih jauh, sejauh dunia alusinasi pemikiran manusia dalam menterjemahkan arti sebuah kehidupan .
MUTIARA PUTIH
DARI LAUTAN
Dalam perjalanan berkesenian saya, pada tahun 1997 suatu keajaiban datang yang memberi pengaruh sangat besar untuk perkembangan dalam saya berkarya . Dari salah seorang nelayan di kampung kami ,beliau memperoleh satu kaleng warna di tengah lautan sewaktu berlayar mencari ikan , warna tersebut lalu dipungut dan dibawa pulang untuk diberikan kepada saya. Ternyata warna tersebut adalah warna putih yang memiliki kualitas sangat bagus . Berawal dari pemberian warna tersebut saya bebas berekspresi dan mulai masuk kedalam lukisan abstrak , dari sinilah saya terus menekuni lukisan abstrak . Karena anugerah yang saya dapatkan darilaut, saya mengekspresikan pecahan gelombang laut sebagai tehnik jipratan dalam berkarya senilukis abstrak yang sangat mempengaruhi perubahan dalam hidup berkesenian saya.
Di tahun 1998 saya dikaruniai seorang putra yang diberi nama BAYU ,saya mengambil hikma dari kelahiran dari anak saya ini. Nama Bayu berarti kekuatan yang nantinya akan memberi semangat pada tujuan dan kekuatan karya - karya saya . Dari kelahiran ini sebagai orang tua anak pertama, saya terinspirasi untuk menjadikan nama Pan Bayu sebagai nama dalam karya- karya saya . Kata PAN berarti panggilan untuk orang tua pada masyarakat kami yang berarti pembimbing , walaupun hal ini berlangsung pada jaman dulu yang kini sudah langka, saya mencoba membangkitkan kembali. Tujuan pemakaian nama dalam saya berkarya menjadi Pan Bayu,karena kata Pan Bayu mengandung nilai pilosofi yang sangat tinggi , yang nantinya memberi semangat dan fower disetiap karya-karya saya .
ANUGERAH SATU TUJUAN
Dalam pembentukan mental untuk melangkah kedepan dalam sisi perjalanan mewujudkan tujuan , saya terus menggali dan mencoba sesuatu yang akan menjadi karakter pada karya saya . Di tahun 1999 tepatnya pagi hari saya berjalan ditepi pantai banyak para nelayan sibuk memanen hasil tangkapan ikannya . Suatu anugerah turun temurun , satu persatu perahu nelayan banyak mendapatkan hasil, rasa syukur saya rasakan dihati mereka, kesibukan dan panasnya matahari tidakmenjadi halangan , mereka terus memanen satu persatu ikan yang tertangkap di jaring . Mulai dari sinilah terinspirasi mencoba menggunakan media dari jaring untuk menjadi objek pribadi, yang merupakan karunia dalam perjalanan saya berkarya . Setelah mendapat inspirasi memakai media jaring untuk mencoba sebagai media instilasi atau media dasar dalam saya melukis ,ternyata sangat sulit karena saya belum mengenal sifat jaring untuk dijadikan background dalam lukisan , Beberapa kali usaha saya coba lakukan, usaha tersebutselalu tidak memuaskan. Walaupun selalu menemui kegagalan saya tidak putus asah untuk selalu mencoba terus ,walaupun kapasitas untuk melukis menggunakan media ini agak jarang sekali saya lakukan karena selalu mendapatkan kesulitan ,dari harga bahan jaring yang saya beli harganya mahal dan untuk perekatannya menghabiskan bahan warna dan waktu yang cukup banyak .
Di tahun 2002 sebuah jaring bekas yang sudah terbuang oleh nelayan saya temukan di tepi pantai tersangkut disebatang pohon yang sudah mati , kondisi jaring tersebut sudah rusak , robek dan usang saya mencoba membawa pulang untuk dijadikan bahan dasar dalam saya melukis dengan media jaring kembali yang sudah agak lama saya tidak melakukannya . Suatu Anugerah yang luar biasa , ternyata dengan pemakian jaring bekas memberi roh dan kekuatan disetiap saya berekspiremen dalam bidang ini, ada suatu kontak bathin untuk terus lebih memperdalamnya lagi .
Dalam perjalanan untuk lebih menyatukan jiwa kedalam media ekspiremen yang sudah ada , masih banyak proses yang harus diketahui untuk mendapatkan hasil yang sesuai karakter dari bahan jaring bekas ini . Sebagai awal dalam pembentukan saya mengekspresikan kebebasan apa yang terjadi dalam bathin saya sesuai alur dari media jaring yang saya bentuk . Nuansa kebebasan dari bentukan alamiah jaring dengan kekuatan alam laut dengan sentuhan jipratan memberi arah kedalam lukisan abstrak . Penggunaan media jaring bekas terasa memiliki roh dan kekuatan, terkadang apa yang saya lakukan dalam melukis diluar nalar yang saya pikirkan , karena pembentukan objek dalam lukisan terbentukgan sendirinya . Media jaring bekas yang sudah terpakai bisa jadi memiliki roh dan kekuatan lain , hal ini mungkin dikarenakan jaring yang akan dipakai melaut oleh nelayan sebelumnya dibuatkan sesajen dan dilakukan dihari baiknya . Suatu anugerah yang luar biasa yang didapat di tanah kelahiran ,untuk mensyukurinya kembali ke diri saya sendiri untuk memaksimalkan dalam berekspiremen kedepannya .
Karya abstrack 2006 .
Karya –karya abstrack 2006
KONSEP : PURUSHA SUKTHA
Wujud rasa bhakti yang bercerita tentang ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta , ungkapan Yadnya persembahan melalui ruang rupa , karena Beliau telah memberikan kehidupan dan sesuatu yang lebih kepada saya yaitu jiwa dan roh berkesenian walaupun saya terlahir dalam lingkungan yang bukan lingkungan darah seni. Konsep ini merupakan ungkapan persembahan bathin, yang membentuk kepribadian saya dalam hubungan budaya, tradisi dan kegiatan kemasyarakatan.
Sebagai wujud pengungkapan rasa bhakti saya, sebagai konsep dasar untuk melangkah kedepannya ,saya menciptakan karya – karya yang bernilai religius.
Dalam penciptaan karya – karya ini terkadang muncul sesuatu keanehan atau keajaiban, karena sebelum terpikirkan karya yang akan dibuat sudah terbentuk dengan adanya sesuatu objek yang tanpa disadari muncul dengan sendirinya.
Konsep Purusha Suktha merupakan konsep dasar saya untuk melangkah kedepan dalam menciptakan karya – karya yang memiliki kekuatan religious kekuatan yang muncul dengan sendirinya, seperti karya – karya yang saya buat dalam konsep : Purusha Suktha, dan konsep hubungan manusia dengan alam .
Dalam pengerjaan karya ini, terkadang keanehan sering terjadi seperti munculnya objek – objek diluar pemikiran, objek itu muncul dalam kanvas yang sudah diisi dengan material jaring bekas dan untuk pengerjaan selanjutnya tinggal memperjelas objek yang sudah ada .
Karya tahun 2006 – 2007
konsep : PURUSHA SUKTHA
Title : ALAM KEDAMAIAN size :120cmx100cm
Thn :2006
Story : Kelahiran dalam kehidupan manusia merupakan proses Reingkarnasi kelahiran kembali, dalam setiap kehidupan mengalami rangkaian lahir, hidup dan mati . Tiga aspek ini yang diungkap dalam karya ini , seorang bayi terlahir dalam sebuah lingkaran yang tergambar disini setangah lingkaran, berwarna kecoklatan merah yang menggambarkan perjuangan seorang Bayi dan separuh jiwa sang Ibu untuk bisa terlahir dengan selamat,dengan bertumpuan pada tali pusar kehidupan yang tergambar disini seekor burung warna putih memberi kekutan hidup yang penuh kesucian agar kelahiran hidup manusia bisa terangkat dengan selamat yang akan nantinya dapat menjalani kehidupan ini dengan penuh kesucian dan kebaikan.Dari proses kehidupan yang dijalani oleh manusia pada akhirnya nanti berakhir dengan kematian, manusia harus bisa mengingat dalam kehidupan ini bahwa kita masih ada dunia ke tiga yang akan kita tuju yaitu Dunia Akhirat yang merupakan suatu pencapaian keabadian dalam ALAM KEDAMAIAN, dalam karya ini alam kedamaian saya gambarkan sebuah lingkaran putih dengan bayangan orang duduk bersila yang menggambarkan alam yang penuh kesucian dan juga kedamaian.
Title : KELAHIRAN ABADI Size : 120 cmx 100cm.
Thn : 2006
Story : Suatu pencarian kelahiran terakhir atau keabadian dalam kehidupan manusia dari proses kelahiran berulang, dalam karya ini digambarkan seekor Angsa putih beterbangan diantara bayi-bayi . Angsa putih disini dilambangkan suatu kehidupan yang bijak dan suci, jika manusia mampu melakukan hal terbaik dalam hidupnya nantinya akan menempatkan dirinya pada posisi kehidupan yang terakhir,kehidupan yang penuh kebahagian dan kedamaian. Angsa putih dengan kepala menengadah sedikit kearah atas dengan paruh dan kepala berhiaskan kuning keemasan, melambangkan sisi kehidupan yang suci dengan penuh kebijaksanaan menjalani ajaran yang diatas yaitu ajaran Ketuhanan. Diantara burung angsa terlihat beberapa bayi membentuk sebuah lingkaran melambangkan kelahiran berulang yang pada akhirnya nanti akan menemui kelahiran terakhir yaitu suatu kelahiran yang abadi .
KARYA 2006 – 2007.
KONSEP : PURUSHA SUKTHA
RENUNGAN 80cm x 60cm. KELAHIRAN 80cm x 60cm
LINGKARAN PUNARBHAWA 80cm x 60 cm TABUH RAH 100cm x 120cm
KARYA 2006 – 2007.
KONSEP : PURUSHA SUKTHA
PUNARBHAWA KEBEBASAN 100cm x 120cm
BENIH KEHIDUPAN 120cm x100cm TARIAN YOGI 80cm x 60cm
KARYA 2006 – 2007.
KONSEP : PURUSHA SUKTHA